Banyuwangi memang terkenal dengan pantainya.
Namun, pantai di Banyuwangi bukan merupakan satu-taunya tempat wisata yang menjadi tujuan wisatawan.
Desa isata adat Kemiren merupakan objek wisata di Banyuwangi yang baru dan populer.
Bagi yang belum tahu mengenai desa yang satu ini, tenang! Kami akan membahasnya dengan lengkap.
Desa Kemiren adalah sebuah desa yang masyarakatnya masih menjaga adat istiadat leluhurnya dengan sangat baik.
Lokasi Desa Wisata Adat Kemiren Banyuwangi
[su_note note_color=”#93e8fc”]Desa wisata adat Kemiren berada di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.[/su_note]
Penduduk desa ini sangat identik dengan budaya khas yang di miliki oleh penduduknya sebagai satu suku.
Karena ciri khasnya tersebut, pemerintah Banyuwangi menjadikan Desa Kemiren sebagai daerah Cagar Budaya dan Desa Wisata.
Baca Juga: Jawatan Benculuk (Hutan): Lokasi, Tiket Masuk, Wisata
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Desa Wisata Adat Kemiren
Untuk masuk ke Desa Wisata Adat Kemiren, Anda hanya akan dikenakan biaya kurang lebih Rp 5.000,- saja per orang.
Tapi jangan lupa untuk menyiapkan uang cash, karena pastinya di kawasan desa wisata ini Anda bisa jadi mengeluarkan uang untuk membeli makanan tradisional atau jajanan lainnya.
Untuk jam buka nya sendiri, Desa Wisata Adat ini buka dari pagi hingga sore.
Sejarah Singkat Desa Adat Kemiren
Desa yang kaya akan adat dan budaya ini, ternyata menyimpan asal usul yang menarik untuk diketahui.
Menurut sejarah, Desa Kemiren pertama kali dibangun sekitar tahun 1830 saat Belanda masih berkuasa.
Area yang menjadi cikal bakal Kemiren digunakan sebagai tempat perlindungan penduduk Desa Cungking dari tentara Belanda.
Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mendirikan tempat tinggal dengan terlebih dahulu membabat habis pohon durian dan kemiri yang tumbuh lebat.
Penggabungan ‘kemiri’ dan ‘durian’ itulah yang menghasilkan nama ‘Kemiren’.
Fakta Menarik Desa Wisata Adat Kemiren
1. Daerah Penghasil Durian
Aslinya, wilayah Kemiren memang sudah ditumbuhi pohon durian sejak dulu.
Maka pantas saja kalau sampai sekarang pun, durian masih dapat tumbuh subur apalagi kondisi geografisnya mendukung.
Durian Kemiren disebut dengan ‘duren abang’ atau durian merah karena memiliki daging buah berwarna merah.
Durian yang berwarna paling merah berasal dari pohon indukan yang merupakan warisan leluhur. Pamali bagi penduduk setempat untuk menebang pohon tersebut.
Sedangkan durian merah yang dihasilkan dari pohon anakan memiliki daging buah yang cenderung merah muda.
Tidak hanya warna, rasa durian Kemiren juga sangat khas.
Anda akan dimanjakan oleh tekstur daging buah yang legit dan lembut. Ditambah lagi dengan sensasi campuran susu pada daging buahnya.
2. Salah Satu Pusat Kuliner Banyuwangi
Suku Osing dikenal lihai dalam mengolah bahan makanan terbukti dengan banyaknya sajian kuliner lezat yang hanya ada di Kemiren.
Beberapa sajian tradisional yang wajib Anda cicipi antara lain sego cawung, pecel pitik, jenang abang, ayam kesrut, nira aren, uceng-uceng, sego golong dan ayam lembarang.
3. Meraih Penghargaan Desa Wisata Terbaik
Tidak akan rugi berlibur di Desa Kemiren karena pengembangan sebagai destinasi wisata memang dikelola dengan baik. Bahkan pada tahun 2019, Kemiren menyabet posisi ketiga sebagai Desa Wisata Maju.
Penghargaan yang tinggi tersebut tentu akan semakin melecut semangat penduduk dan pemerintah setempat untuk terus memaksimalkan potensi pariwisata desa. Kunjungan Anda tidak hanya mendukung tetapi juga menambah wawasan akan kekayaan tradisi dan budaya.
Daya Tarik dan Keunikan Desa Wisata Adat Kemiren
Wisatawan, pengamat budaya, dan para pelancong berdatangan setiap hari, sejak desa ini di tetapkan sebagai desa wisata dan dijadikan Cagar Alam yang di lindungi.
Banyak pertujukan adat yang dapat Anda nikmati sekaligus belajar di sini.
Selain Kawah Ijen dan Pantai Pulau Santen yang baru-baru viral, desa ini menjadi tujuan wisata yang paling di gemari wisatawan saat ini.
Berikut daya tarik dan keunikan yang ada di Desa Wisata Kemiren:
1. Kopi Kemiren
Berkunjung ke desa wisata di Banyuwangi ini tanpa mencicipi kopi khas desa ini akan terasa liburan tanpa tujuan, seperti tidak sah liburan Anda jika tidak mencicipi kopi ini terlebih dahulu.
Kopi khas masyarakat Desa Kemiren ini memiliki rasa yang nikmat dan khas di lidah, telah terbukti dengan penikmat kopi yang berasal dari berbagai daerah bahkan mancanegara.
Selain mencicipi nikmatnya kopi, Anda juga bisa melakukan praktik langsung bagaimana cara pengolahannya, mulai dari panen hingga jadi bentuk kopi siap di minum.
Anda dapat belajar melakukan sangrai kopi, menumbuk biji kopi, memisahkan bubuk kopi yang sudah lembut, serta menyajikan kopi khas Desa Kemiren.
Baca Juga : Wisata Jajanan Tradisional Kemiren: Beli Harus Pakai Uang Kuno!
2. Pesona Lincahnya Tari Gandrung
Desa wisata di Banyuwangi yang kaya akan adat budaya salah satunya adalah tari gandrung, tarian bernuansa acak dan lincah ini dapat Anda nikmati di desa penuh adat sambil bersantai di Sangar Gajah Arum.
Tanda khas dari tarian ini adalah jika wisatawan mendapat uluran selendang penari, menandakan bahwa pengunjung wajib menari ke atas panggung.
Tari gandrung dibawakan oleh 3 orang penari, tarian yang dibawakan terdiri dari beberapa bagian.
Pada setiap bagian penari akan membawa seorang penonton untuk menari bersama diatas pentas.
Tarian ini biasanya di sajikan bersama tari barong ngider.
3. Serunya Upacara Adat Barong Ngider Bumi
Upacara adat Barong Ngider Bumi adalah upacara yang biasa di lakukan oleh leluhur setempat yang diwariskan kepada keturunannya.
Acara adat ini memiliki makna tersendiri yaitu dilakukan untuk menolak bala atau mencegah datangnya penyakit ke daerah wisata Kemiren dan melindungi kampung dari segala hal negatif.
Ciri khas dari acara adat ini adalah adanya pertunjukan barong yang bentuknya khas dengan wujud singa bersayap dan bermahkota.
Ciri-ciri lain dari desa Kemiren yaitu terdapat 5 macam warna blok sebagai lambang kesatuan keseimbangan alam serta nafsu manusia.
Setiap warna dari blok memiliki arti yang berbeda sesuai warna yang di tampilkan.
Warna hitam memiliki makna bumi atau tanah yang menunjukkan nafsu lauwamah, merah adalah warna api yang berarti perasaan amarah.
Warna kuning digambarkan seperti angin yang berarti sebuah sifat yang tergesa-gesa.
Warna putih melambangkan kesucian hati penduduk desa Kemiren, warna terakhir adalah hijau yang berarti ketenangan melambangkan perasaan batin manusia yang tenang dan damai.
Setiap wisatawan di buat takjub oleh pertunjukan Barong Ngider Bumi Desa Kemiren, Anda dapat menikmati pertunjukan Barong jika datang ketika hari besar Desa Kemiren.
4. Sanggar Genjah Arum
Sangar Gajah biasa digunakan untuk pertunjukan adat setiap kali ada perayaan hari besar atau sambutan terhadap acara adat desa Kemiren.
Sanggar ini milik penduduk asli yang dikelola oleh pengurus desa untuk melestarikan kebudayaan tradisional Banyuwangi.
Setiap harinya selalu ada pertunjukan di Sanggar Genjaha yang menjadi hiburan bagi wisatawan.
Memasuki sanggar Arum akan membuat anda merasakan suasana Banyuwangi pada masa lalu, dimana adat istiadat masih kental dijaga.
Terdapat tujuh rumah adat kuno, meskipun usianya sudah puluhan tahun namun kondisinya masih sangat bagus dan terjaga.
Selain rumah adat ada juga beberapa ornamen kuno yang membuat suasana masa lalu semakin terasa.
5. Merdunya Alunan Musik dari Lesung
Mata pencaharian utama penduduk desa Kemiren adalah sebagai petani yang masih dilakukan sesuai dengan budaya masa lalu.
Masyarakat kemiren melakukan tradisi selamatan saat menebar benih, padi mulai berisi dan panen.
Saat panen padi upacara adat yang di lakukan adalah ani-ani padi yang diiringi alunan musik dari lesung yang di tumbuk.
Tradisi menumbuk lesung disebut Gedhongan yang di mainkan oleh para wanita tua desa Kemiren.
Suara merdu yang berasal dari lesung yang beradu dengan alu ini menarik para wisatawan.
Saat ini musik lesung sudah di jadikan kesenian asli masyarakat desa Kemiren yang dapat anda nikmati setiap saat jika anda berkunjung ke Desa Adat banyuwangi ini.
Baca Juga: Pantai Watu Dodol Banyuwangi: Harga Tiket dan Daya Tarik
6. Angklung Paglak
Paglak adalah nama lain dari sebuah gubuk kecil yang di buat dari pohon bambu dan beratapkan daun ijuk serta bentuknya sedikit berbeda dengan gubuk pada umumnya.
Bangunan dengan tinggi 10 meter ini di gunakan sebagai panggung untuk melakukan pentas angklung.
Angklung paglak adalah sebuah pertunjukan musik dari alat musik angklung yang di tampilkan di atas gubuk bambu.
Seni musik ini tetap di lestarikan hingga saat ini.
Selain menikmati musik angklung anda juga dapat belajar memainkan angklung dari ibu-ibu desa adat Kemiren.
7. Indahnya Petani Panen Padi
Jika Anda datang tepat waktu ketika panen padi, Anda akan menyaksikan pertunjukan musik khas dari para petani yang tengah panen.
Permainan musik ini dilakukan dengan tujuan mengucapkan syukur kepada sang pencipta atas rezeki yang di berikan.
Permainan musik menggunakan tabuhan gendang ini biasanya di ikuti dengan permainan angklung dari gubuk paglak.
Serta para wanita yang menumbuk padi menggunakan lesung.
Paduan semua bunyi menghasilkan sebuah musik yang merdu.
8. Asrinya Penginapan Desa Kemiren
Wisata di Banyuwangi tentunya diimbagi dengan adanya penginapan yang unik.
Penginapan di Desa Wisata Adat Kemiren ini dibuat sangat mirip dengan rumah adat suku asli.
Sekitar rumah dikelilingi pohon yang lebat sehingga rumah terlihat seperti cottage yang terletak di hutan.
Penginapan terlihat sangat asri dan dan cocok untuk melepaskan penat dari aktivitas di kota yang padat.
Di bagian lain yang dekat dengan penginapan terdapat kebun durian.
Jika tiba musim panen pengunjung bisa membeli langsung dari pohon, dapat di nikmati di tempat atau dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Fasilitas di Tempat Wisata Desa Adat Kemiren
Desa wisata Adat Kemiren adalah taman wisata di Banyuwangi yang dilengkapi dengan fasilitas yang terpercaya.
Kamar mandi umum tersedia di setiap tempat singgah yang disediakan, kondisi kamar mandi bersih dan harum.
Masyarakat yang tinggal di desa wisata sangat menjaga kebersihan lingkungan.
Anda akan menjumpai tempat sampah di sepanjang jalan.
Bagian barat Desa Wisata Adat Kemiren Banyuwangi terdapat taman bermain yang lengkap dengan segala permainan anak, taman ini biasanya di gunakan oleh para wisatawan yang berlibur bersama anak kecil.
Taman bermain tersebut juga di lengkapi dengan kolam renang untuk anak kecil yang luas.
Selain itu di desa wisata ini, di sediakan pula penginapan yang asri dan nyaman.
Fasilitas yang di sediakan di penginapan tergolong lengkap dengan harga yang pas bagi para wisatawan.
Setiap kamar penginapan berisi satu hingga dua ranjang, kamar mandi dalam dan pendingin ruangan.
Letak setiap penginapan sangat strategis, berjarak sangat dekat dengan tempat wisata.
Kuliner khas desa wisata adalah nasi pecel yang dapat anda temui di setiap warung yang ada di sepanjang jalan.
Pecel desa ini berbeda dengan yang lainnya, karena lauk pecelnya menggunakan ayam kampung dan bumbu yang di gunakan khas daerah banyuwangi.
Semua bahan makanan di desa ini, berasal dari perkebunan penduduk yang kemudian di jual kepada wisatawan.
Kuliner khas Desa Kemiren lainnya adalah sayur asam makanan khas daerah Kemiren yang terbuat dari ayam kampung asli, yang usianya masih di bawah 3 bulan.
Ayam di padukan dengan sayur buncis dimasak dengan tunas kecombrang.
Makanan ini lebih nikmat jika dimakan bersama dengan nasi putih dan desertnya serabi.
Akses dan Rute Menuju Desa Wisata Adat Kemiren
Akses yang dapat anda lewati jika ingin bermain ke desa wisata adat Kemiren, Banyuwangi.
Anda dapat menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
Jalanan menuju tempat wisata ini sangat mudah karena sudah di perbaiki oleh pemerintah, Banyuwangi.
Rute yang Anda lalui tidak akan seperti rute mendaki gunung atau menuju ke pantai di Banyuwangi
- Dari Terminal Baru, Anda bisa menanyakan kepada penduduk setempat atau menggunakan jasa supir dari masyarakat setempat yang paham daerah Banyuwangi.
- Wisata desa adat Kemiren dapat Anda temukan dengan mudah, karena letaknya yang sangat strategis bersebelahan dengan Gunung Ijen. Rute yang anda tempuh sama dengan rute menuju ke Kawah Ijen.
- Wisatawan dari Jakarta dan Surabaya biasanya menggunakan rute penerbangan, dari Bandara Blimbingsari Anda bisa menggunakan taksi atau menyewa mobil yang memiliki pemandu wisata agar anda tidak tersesat.
Peta Menuju Desa Wisata Adat Kemiren (Google Maps)
Hotel/Penginapan Terdekat Desa Wisata Adat Kemiren
- Homestay Kemiren Banyuwangi
- Yuyun Homestay
- Hotel Sahid
- Akbar Homestay
- David Homestay
- Kampung Kemiren
- Rupan Homestay
- Singosari Guest House
- Jabon Villas
- Dian Guest House
Objek Wisata Dekat Desa Adat Kemiren
Setelah puas berkeliling di Desa Kemiren, Anda dapat mengunjungi berbagai pilihan destinasi wisata lain seperti:
- Air Terjun Jagir
- Pemandian Tamansuruh
- Air Terjun Kalibendo
- Pantai Cacalan
- Pantai Mustika
- Green Gumuk Candi
- Pantai Bangsring
- Pantai Watu Dodol
- Pemandian Alam Jopuro
Tips Berwisata di Desa Wisata Adat Kemiren
Desa Wisata Adat Kemiren adalah desa atau kampung adat sekaligus tempat wisata di Banyuwangi, yang umumnya dihuni oleh masyarakat yang masih menjaga adat istiadat dengan sangat taat.
Sebagai desa wisata adat Kemiren sangat menjunjung tinggi kebudayaan yang mereka anut, jika Anda berkunjung ke tempat wisata di Banyuwangi ini sebaiknya bersikaplah yang sopan dan ramah.
Berikut tipsnya:
1. Gunakanlah Pakaian yang Sopan
Berkunjung ke tempat yang memiliki adat istiadat atau yang memiliki sejarah bagi masyarakat sekitarnya sebaiknya anda menggunakan pakaian yang sopan dan tertutup.
Namun, tak jarang tempat wisata yang mengharuskan pengunjungnya menggunakan pakaian seperti yang mereka gunakan.
Beberapa tempat wisata adat lain, menyediakan pakaian khusus untuk pengunjung agar tidak terjadi melanggar adat setempat.
Sebagai pengunjung sebaiknya mengikuti aturan yang ada di tempat wisata.
Gunakanlah pakaian yang santun dan sopan untuk menghormati adat istiadat tempat wisata.
2. Belajarlah untuk Memahami Bahasa Daerah Setempat
Belajar bahasa daerah yang akan Anda kunjungi sangat penting, agar Anda mudah melakukan komunikasi dengan penduduk.
Selain untuk keperluan wisata, Anda juga akan mendapat banyak ilmu dengan mempelajari bahasa daerah setempat.
Jika kesusahan mencari orang untuk belajar, Anda bisa belajar secara langsung kepada penduduk tempat wisata.
Langsung praktekan ketika Anda mendapat kesempatan berbincang dengan penduduk setempat.
Mulailah dari hal yang umum, seperti sapaan dan kata dasar lainnya.
3. Hormatilah Kebiasaan Masyarakat Setempat.
Penduduk Desa Wisata Adat Kemiren memiliki sifat yang ramah terhadap orang yang berkunjung, Anda akan diterima dengan baik jika menjadi tamu di perkampungan.
Kebiasaan penduduk desa adalah memberikan oleh-oleh kepada tamu sebagai ungkapan terima kasih karena sudah berkunjung.
Oleh-oleh biasanya bisa berupa makanan atau hasil tani atau perkebunan.
Sebagai wisatawan didesa wisata adat kemiren sebaiknya jangan menolak apapun yang diberikan oleh penduduk kepada Anda.
Terimalah dan ucapkan terimakasih dengan santun, hal tersebut akan membuat penduduk senang atas kedatangan wisatawan.
4. Jangan Melakukan Sesuatu Sembarangan
Meskipun Desa Kemiren telah di ubah menjadi desa wisata di Banyuwangi, Anda tetap harus mematuhi peraturan yang ada.
Jangan melakukan apapun tanpa pemandu wisata, pastikan meminta izin terlebih dahulu sebelum melakukan apapun.
Liburan tidak akan jauh lepas dari kamera, ketika Anda hendak mengambil gambar mintalah izin terlebih dahulu.
5. Jangan Memasuki Rumah Sembarang
Setiap tempat wisata adat apalagi desa adat tentu memiliki rumah adat sebagai pusat wisatanya.
Ketika Anda berkunjung ke tempat adat, jangan memasuki rumah tanpa panduan pemandu.
Izinlah dengan baik, berbincang dahulu dengan penjaga rumah agar diiizinkan masuk.
6. Belanja Hasil Kerajinan Tangan ataupun Hasil Bumi Ciri Khas
Di tempat wisata biasanya selalu menjual oleh-oleh khas daerah, baik itu makanan, kerajinan tangan atau hal lainnya.
Usahakan untuk membeli barang penduduk lokal sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah.
Jika membelinya, Anda dapat membantu perekonomian masyarakat setempat.
7. Hargai Budaya Setempat
Berlibur ke Desa Wisata Adat Kemiren bukan seperti berlibur ke wisata-wisata lain yang bebas.
Ada banyak adat dan budaya yang harus dihormati.
Setiap daerah adat memiliki kepercayaan dan hukum adat yang berbeda.
sebagai pengunjung hargailah tradisi yang ada dan patuhi aturan hukum daerah setempat.
Meski banyak hal yang mungkin ‘diluar nalar’, sebaiknya Anda ikuti dengan patuh saja.
Jika mengikutinya dengan baik, akan menyisakan kesan yang baik juga tentang liburan Anda.
Semoga liburan Anda menyenangkan!