Reog merupakan budaya yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, bahkan diakui oleh dunia.
Budaya ini berasal dari sebuah daerah di sebelah timur Jawa.
Ponorogo, kabupaten yang terletak di Jawa Timur.
Daerah ini kaya akan kebudayaan yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Pelestarian itu juga tergambar dari oleh-oleh khas Ponorogo.
Bukan hanya menikmati pagelaran budaya reog saja, agenda berbelanja oleh-oleh juga bisa dilakukan.
Buah tangan khas Ponorogo masih mempertahankan makanan dengan cita rasa tradisional.
Tidak perlu mengeluarkan kocek dalam karena harga oleh-oleh yang dijajakan sangat terjangkau.
Ini juga memungkinkan Anda untuk membeli dalam jumlah yang cukup banyak.
Rekomendasi Oleh-oleh Ponorogo
Sebelum kembali ke rumah pastinya Anda harus membeli oleh-oleh agar perjalanan lebih afdol.
Ponorogo punya banyak toko oleh-oleh dan souvenir.
Jadi sangat mudah untuk mencari buah tangannya.
Anda juga tetap bisa membeli oleh-oleh khas Ponorogo secara online.
Sekarang banyak juga yang menjualnya lewat platform digital.
Lalu, apa saja oleh-oleh yang bisa dibeli?
Berikut ulasannya.
1. Tiwul
Ponorogo banyak membudidayakan singkong.
Bahkan banyak masyarakatnya yang masih mengonsumsi olahan singkong alias tiwul untuk dimakan sehari-hari.
Tiwul juga lebih sehat dibanding nasi.
Pilihan pertama ini tentu bisa Anda bawa pulang sebagai buah tangan.
2. Gethuk Golan
Gethuk golan merupakan makanan khas Ponorogo legit yang juga banyak dibuat oleh masyarakat lokal.
Singkong kukus yang ditumbuk halus, lalu dicampur kelapa dan gula ini banyak peminatnya.
Cemilan ini juga awet dibawa dalam perjalanan pulang.
3. Serabi Ponorogo
Tidak kalah mantul, serabi khas Ponorogo juga punya rasa yang khas.
Rasanya yang enak banyak diburu para pendatang bahkan masyarakat lokal.
Adonan serabi yang lembut dipadukan dengan kuah gula aren, dijamin membuat Anda ngiler.
4. Jenang Mirah
Beralih ke oleh-oleh makanan yang berbahan dasar tepung beras ketan.
Jenang mirah banyak dijual di pinggir jalan maupun toko oleh-oleh.
Tambahan gula di dalamnya menambah sedap cemilan tradisional ini.
5. Thoring
Jika biasanya gaplek atau letho dibuat dengan hasil basah, kini Ponorogo membuat versi keringnya.
Versi ini dibuat tanpa menghilangkan rasa aslinya.
Thoring atau letho garing sedang banyak diminati karena rasanya yang gurih dipadukan dengan tekstur renyah.
6. Dawet Jabung
Ingin memboyong oleh-oleh yang menyegarkan sekaligus mengenyangkan?
Anda bisa memilih dawet jabung.
Berbeda jika pembeli hendak membawanya sebagai oleh-oleh, maka bahan-bahannya akan dipisahkan dan bisa diolah sendiri di rumah.
7. Bumbu Rujak Petis Welirang
Rujak petis welirang cocok dimakan untuk Anda yang menyukai segarnya campuran aneka bahan makanan yang disiram bumbu kacang.
Anda bisa membeli bumbu rujaknya saja dan bisa membuat rujak petis welirang sendiri di rumah.
8. Topeng Reog Versi Mini
Ponorogo terkenal dengan tarian reog dengan topeng yang cukup besar.
Anda bisa membeli topeng versi kecilnya agar tidak kesulitan dibawa pulang.
Topeng ini bisa jadi koleksi atau pajangan di dalam rumah Anda agar makin menawan.
9. Rompi Khas Ponorogo
Selain topengnya Anda juga bisa membeli rompi atau baju adat yang dikenakan penarinya.
Baju khas ini memiliki warna dan motif tersendiri.
Dibanding harganya yang cukup terjangkau rompi ini memiliki nilai seni yang tinggi.
10. Aneka Souvenir Kecil
Toko oleh-oleh di Ponorogo juga menyediakan pernak pernik souvenir cantik dengan unsur etnik.
Oleh-oleh jenis ini bisa diborong dalam jumlah yang banyak.
Barangnya pun bisa dibagi–bagi ke kerabat terdekat.
11. Alat Musik Khas Ponorogo
Ingin membeli oleh-oleh khas kota Ponorogo yang anti mainstream?
Tentu saja bisa.
Anda bisa membeli alat musik khas Ponorogo.
Bukan hanya satu, Ponorogo punya beberapa pilihan alat musik dengan ciri khasnya tersendiri.
Sudah menjatuhkan pilihan?
Dari makanan tradisional, bumbu, topeng reog, souvenir kecil hingga alat music, semua tersedia dengan dengan lengkap.
Anda tinggal memilih dan membeli barang yang paling menarik bagi Anda.
Oleh-oleh khas Ponorogo tidak akan habis untuk dijelajahi.
Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk kembali mengunjungi kota yang penuh akan budaya dan tradisi ini.