Pulau Seribu Pura merupakan julukan yang erat dikaitkan dengan Bali. Wajar jika di pulau ini Anda bisa menemukan banyak pura.
Salah satu yang paling menarik disinggahi ialah Pura Goa Gong.
Selain menawarkan wisata religi yang bagus, pura ini juga kaya akan unsur histori. Cocok sekali bagi Anda yang ingin liburan sambil menikmati nuansa berbeda.
Saat berkunjung seketika Anda akan merasakan daya magis sekaligus aura spiritual khas dari pura suci ini.
Terlebih dulunya pura ini kerap dijadikan tempat bertapa atau bersemedi oleh orang-orang tertentu.
Lokasi Pura Goa Gong
[su_note note_color=”#93e8fc”]Lokasi pura suci ini ternyata juga cukup mudah dijangkau. Anda bisa menjumpai pura ini di wilayah Banjar Batu Mongkong, Kuta, Badung.[/su_note]
Anda bisa singgah ke pura ini kapan saja untuk menikmati view stalaktit serta tirta yang turun dari stalaktit pura tersebut. Tentunya akan membuat Anda berdecak kagum.
Baca Juga: Pantai Kuta Bali: Daya Tarik, Rute, dan Tips Berwisata
Akses Menuju Pura Goa Gong
Untuk sampai ke pura yang bisa dijumpai di Banjar Batu Mongkong ini ternyata cukup mudah dihafal. Misalkan saja Anda mengambil titik keberangkatan dari Denpasar.
- Dari arah Denpasar Anda bisa pergi ke pertigaan Universitas Udayana yang terletak di Bukit Jimbaran. Kemudian ambil lajur kiri sejauh 3 kilometer.
- Teruslah melaju sampai menemukan dua patung macan.
Dua patung tersebut menjadi pertanda bahwa Anda sudah sampai di kawasan parkir pura. Anda bisa langsung berjalan kaki menuju pura.
Sejarah Pura Goa Gong
Pura suci di Bali ini memiliki latar belakang sejarah yang cukup menarik untuk diikuti. Kisahnya berawal dai perjalanan suci seorang Dang Hyang Nirartha.
1. Pertemuan dengan Dua Ekor Naga
Pada saat itu, beliau sedang semedi di Pura Uluwatu. Beliau menulis beragam aksara suci di bebatuan yang nantinya hendak dipakai guna pondasi pembangunan pura tersebut.
Kemudian beliau mendengar suara gong yang mengalun. Hingga akhirnya beliau tergerak untuk menemukan sumber suara tersebut.
Rupanya sumber suara tersebut bisa ditemukan dari arah timur laut melampaui tegalan dah hutan. Di perjalanan beliau bertemu dengan dua ekor naga yang melintang di jalan.
Ternyata dua ekor naga tersebut adalah perwujudan dari raja serta ratu gamang. Kemudian raja dan ratu tersebut berbicara kepada Dang Hyang Nirartha agar beliau bisa menyupat serta menuju ke sunya loka.
Beliau pun menyetujui permintaan raja dan ratu tersebut. Dang Hyang Nirartha akhirnya menyupat kedua naga tersebut di goa yang saat ini dikenal dengan nama Goa Peteng.
2. Menemukan Goa dan Gong
Usai proses penyupatan tersebut, Dang Hyang Nirartha pun melanjutkan perjalanan. Empat puluh meter kemudian beliau menjumpai goa dan gong yang berunyi. Namun ketika didekati justru berhenti.
Akhirnya beliau memutuskan untuk bersemedi di tempat tersebut. Beliau duduk di atas batuan untuk mengerjakan semedi.
Namun beberapa saat kemudian beliau didatangi oleh sejumlah gamang yang juga ingin memperoleh penyupatan. Kemudian beliau bersedia melakukan penyupatan dengan perjanjian tertentu.
Beliau meminta para gamang untuk membantunya dalam membuat parahyangan suci yang ada di Uluwatu. Kemudian para gamang pun menyetujuinya.
Keunikan Pura Goa Gong
Destinasi wisata religi yang cukup magis ini memiliki sisi unik tersendiri sehingga menjadikan Anda perlu segera mengujunginya. Tentunya ajak serta orang-orang terdekat Anda untuk mampir ke tempat ini.
1. Batu Ukir Besar Persis Gong
Sisi unik pura ini bisa dilihat dari adanya pemandangan stalagtit serta stalagmit yang sangat mengagumkan. Tentunya pemandangan alami itu benar-benar memenuhi seisi goa.
Goa ini mempunyai dua bentuk sisi ruang yang disebut dengan sisi bawah dan atas. Pada sisi bagian bawah Anda bisa mejumpai batu ukir besar dengan tetesan air stalagtit persis gong.
Kolaborasi pemandangan alam beserta keunikan magisnya tentu akan menjadi pengalaman liburan yang sangat mengesankan. Tentunya akan sulit Anda temukan di tempat lain.
Bila perlu Anda juga bisa mengabadikan momen liburan di tempat ini. Jangan lupa meminta izin terlebih dahulu dengan warga setempat apabila ingin mengambil foto. Tetap utamakan tata krama, ya!
2. Fenomena Suara Gong
Selain itu, sebelum bagian pintu goa ditutup konon kabarnya orang-orang yang ada di bawah bukit kerap mendengar suara gong. Suara itu ikut terbawa hembusan angin yang terus memantul di seisi goa.
Maka dari itulah, goa tersebut dinamakan Pura Goa Gong. Hingga saat ini kabarnya orang-orang sekitar juga masih sering mendengar fenomena tersebut walaupun samar.
3. Palinggih
Di dalam pura ini terdapat sejumlah palinggih. Palinggih merupakan tempat pemujaan bagi betara dalam penyelenggaraan upacara keagamaan tertentu.
Palinggih yang ada di dalam goa ini di antaranya palinggih Meru Tumpang Telu, Anglurah Agung, Linggih Ratu Dukuh Sakti, Gedong Sari, Dalem Solo dan Padmasana.
Palinggih-palinggih tersebut juga terdiri atas sejumlah ruangan tertentu. Ruangan tersebut di antaranya Griya, Pengaruman dan Dalem.
4. Tirta untuk Kesembuhan
Tirta yang ada di pura ini juga mempunyai sisi unik tersendiri. Kabarnya umat yang singgah ke pura tersebut akan diberi tirta panglukatan sebagai kesembuhan.
Salah satunya bagi anak-anak yang mengalami kesulitan berbicara. Tidak mengherankan rasanya apabila banyak yang singgah ke pura ini demi mendapatkan berbagai kesembuhan.
Hal tersebut sudah terbukti hingga saat ini bahwa banyak yang dapat berbicara normal usai menerima tirta panglukatan di tempat ini. Bahkan umat yang berada dalam kondisi lumpuh juga dapat sembuh.
5. Tempat Deteksi Bencana Alam
Pura ini juga dikenal sebagai tempat yang bisa mendeteksi adanya gejala alam dalam metode niskala. Apabila akan terjadi bencana alam, biasanya muncul sipta di pura ini.
Misalnya, tiba-tiba terdengar alunan suara bedug di dalam pura. Hal ini seperti yang terjadi ketika tsunami Aceh melanda pada 26 Desember 2004 silam.
Sebelumnya juga terdengar suara bedug yang tidak jauh berbeda di dalam pura pada 12 Oktober 2002. Rupanya hal tersebut merupakan pertanda adanya peristiwa Bom Bali I.
Piodalan Pura (Upacara Adat)
Piodalan sejatinya merupakan upcara yang dilakukan guna membayar hutang kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa di pura khayangan desa. Piodalan di pura ini dilakukan setiap enam bulan sekali.
Tepatnya pada 210 hari dalam sistem penanggalan Bali atau di saat Soma Ribek tepat pada Soma Pon Sinta. Pada saat pelaksanaan piodalan sejatinya terdapat sejumlah pantangan.
Piodalan pura ini mempunyai pantangan tangkil hari rabu. Selain itu, ibu hamil dan menyusui juga tangkil ke pura ini.
Hal tersebut bisa dijelaskan berdasarkan kejadian masa lalu. Ida Dewa Agung yang merupakan pemguasa jagad pasa masa tersebut mempunyai istri tengah hamil.
Ketika dalam perjalanan menuju Kampial, kocap putranya lahir di tempat tersebut. Kemudian putranya diambil oleh batara dan diberi nama Ratu Bagus Pengalasan.
Pura Goa Gong bisa menjadi alternatif liburan yang sangat mengesankan bagi Anda. Gabungan nuansa religi, pemandangan alam yang indah serta unsur magis dari tempat ini sungguh mengagumkan.
Bagi Anda yang bosan dengan wisata serba laut, maka bisa mampir ke pura ini. Jangan lupa ajak seluruh teman-teman Anda untuk berlibur bersama.
Baca Juga: 11+ Gunung Tertinggi di Bali Selain G. Agung (Pendaki Masuk!)